Mengenang Tragedi Kapal KM Sinar Bangun, Pemkab Simalungun Resmikan Monumen di Tigaras -->
Cari Berita

Advertisement

Mengenang Tragedi Kapal KM Sinar Bangun, Pemkab Simalungun Resmikan Monumen di Tigaras

03 Mei 2019

foto: Monumen KM Sinar Bangun 
StatusRAKYAT.com,  Simalungun - (Kamis) 02/05/2019, Acara peresmian dihadiri oleh Bupati Simalungun, Jopinus Ramli Saragih dan keluarga korban KM Sinar Bangun.

Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih mengatakan monumen ini didirikan untuk mengenang tragedi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018. “Mari kita rawat dan jaga monumen ini. Siapa pun yang mau 'nyekar' disediakan tempatnya," ujar Jopinus Ramli Saragih.

Arsitek Monumen KM Sinar Bangun, Yori Antar mengatakan bentuk kapal pada bagian atas monumen sengaja ditampilkan semi-transparan sebagai lambang kapal arwah. "Kapal itu ibarat menjadi transportasi pengantar arwah korban ke tempat yang abadi," kata dia. Kapal di atas monumen itu juga menghadap ke Danau Toba karena di sanalah peristiwa nahas itu terjadi.

Yori Antar menjelaskan tiga filosofi dari monumen KM Sinar Bangun yang dibuatnya. "Filosofi pertama, ini adalah monumen kesedihan sekaligus tempat ziarah bagi keluarga korban," kata Yori. Kedua, sebagai monumen peringatan. Dan ketiga, menjadi landmark kawasan sekaligus tempat wisata, khusunya wisata religi.

Yori menjelaskan replika kapal yang berada di puncak monumen memiliki panjang 9 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 2,7 meter. Replika kapal ditampilkan seperti siluet dan transparan sehingga tampak menyatu dengan langit dan awan. Kendati terlihat transparan, kapal itu akan menyala pada malam hari.

Jika diperhatikan, setiap pengunjung yang melihat replika kapal dari sudut tertentu akan menangkap ilusi yang berbeda-beda. Di tengah monumen juga dibuat terowongan pendek sebagai ruang berkabung untuk korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.

Pada salah satu sisi monumen terdapat pelat dari bahan kuningan yang menunjukkan titik koordinat terakhir KM Sinar Bangun sebelum tenggelam. Di kedua sisi monumen juga tergambar motif ulos Sibolang yang biasanya dikenakan masyarakat Batak dalam suasana berduka.(SR04/red)