Ketum Gempar: Dosmar BN Sebaiknya Segera Minta Maaf -->
Cari Berita

Advertisement

Ketum Gempar: Dosmar BN Sebaiknya Segera Minta Maaf

03 Juli 2021


StatusRAKYAT.com,Humbahas
- Pernyataan Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) dinilai sejumlah pihak telah melukai hati masyarakat Humbahas, hal ini dikatakan langsung oleh Ketua Umum Generasi Muda Papatar (Gempar) Mader Hasugian pada hari Jumat ( 02/07/2021 ).

Lanjut Mader lagi, pernyataan Dosmar Banjar Nahor tersebut sudah membuat warga menangis dan tidak menyangka akan ada pernyataan tersebut. 

"Seolah-olah yang menandu itu rekayasa, atau kurang kerjaan, padahal yang melahirkan itu bertaruh nyawa," tandasnya. 

Lebih lanjut, "Gempar menilai hal ini sangat keterlaluan dengan ucapan sekelas Bupati Dosmar BN yang sudah selayaknya menjadi panutan masyarakat. Dan saya berharap Dosmar BN juga harus meminta maaf didepan publik, karena berani berbuat, berani bertanggung jawab," tegasnya.

Sebelumnya, Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor SE menepis pemberitaan terkait seorang ibu yang baru melahirkan ditandu warga menuju tempat tinggalnya di Dusun Nambadia Desa Sihas Toruan, Kecamatan Parlilitan, Humbahas.

"Sebenarnya kita tidak tahu yang ditandu itu orang atau tidak. Tidak ada kita lihat orang dalam tanduan itu," ungkap Dosmar Banjarnahor saat diwawancarai wartawan di Mapolres Humbahas di sela-sela HUT ke-75 Bhayangkara, sebagaimana dilansir dari Hariansib.com pada hari Kamis (1/7/2021).

Sebelumnya, video peristiwa menandu atau menggotong wanita menggunakan sarung sudah viral di media sosial serta di siarkan melalui sejumlah saluran Televisi Swasta. bahkan sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Humbahas.

"Masalah video kita tidak larang. Kita sudah lihat videonya, tidak ada orang tampak ditandu. Masalah kepala desa ngomong lain, itu lain cerita. Soalnya videonya sudah kita lihat," ujar Dosmar.

Mendengar pernyataan tersebut, sejumlah masyarakat Kecamatan Parlilitan menjelaskan bahwa video yang beredar luas tersebut benar adanya dan bukan sedang dibuat buat maupun direkayasa. Menurut warga, hal itu dialami Fransiska waruhu (36) istri dari Naik Harianja (40) saat pulang dari Puskesmas Parlilitan usai melahirkan anak ketiganya beberapa waktu lalu.

"Itu benar, saat itu istri Naik Harianja pulang dari Puskesmas Parlilitan melahirkan. Istrinya lemas dan tidak sanggup lagi jalan kaki. Padahal, jarak dari puskesmas ke Nambadia ini mencapai sejauh 3,5 Km," ungkap salah satu warga bermarga Sihotang melalui telepon.

Ia juga mengatakan hal tersebut bukanlah hal yang baru mengingat jalan ke dusun Nambadia memang terkenal rusak parah. Menurutnya jika menuju dusun Nambadia tersebut harus mahir menaiki kendaraan roda dua dan ekstra hati-hati karena jalanan naik turun, tanah dan batu berserakan sehingga bila orang sakit atau melahirkan tidak memungkinkan dibawa menggunakan sepeda motor karena bisa membahayakan keselamatan jiwa maka warga memutuskan untuk ditandu, sebutnya. ( AL)