Ulos mempunyai arti bukan hanya sebatas kain tenun, tapi mempunyai arti dari serat-serat nya. Dimanapun orang batak berada, ulos menjadi salah satu tanda kasih sayang kepada kerabat ataupun kepada orang yang kita sayangi.
Nelly Sihite selaku ketua Panitia dalam kata sambutannya mengatakan, agar seluruh masyarakat Sumatera Utara diharapkan mendukung Hari Ulos Nasional ini menjadi Hari Ulos Internasional. Pada tahun 2020 akan dilakukan pengkajian mengenai ulos-ulos yang ada di masyarakat yang dipergunakan dalam kehidupan suku batakPanitia juga mengharapkan agar Pemerintah dan seluruh Kepala Dinas untuk mendukung Hari Ulos Nasional ini menjadi Hari Ulos Internasional yang tetap diperingati setiap tanggal 17 Oktober. Masyarakat khususnya puak Batak untuk saling menopang dan saling membantu agar apa yang dirancang kan bisa terwujud.
Hari Ulos Nasional ini dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.Dalam kata sambutannya, Edy juga setuju dan mendukung atas terlaksananya acara Hari Ulos Nasional ini. Edy juga menambahkan bahwa urusan ulos adalah urusan kesetiaan dan urusan budaya yang harus dibesarkan. Besarnya ulos adalah salah satu besarnya Sumatera Utara. Gubernur juga berpesan, agar untuk kedepannya seluruh puak batak ikut mengambil bagian dalam acara Hari Ulos Nasional ini.
Daniel Kaban salah seorang Panitia acara Hari Ulos Nasional yang juga aktivis kebudayaan mengatakan, bahwa suku batak tidak terlepas dari ulos. Karena mulai dari dalam kandungan sampai meninggal, suku batak tetap tidak terlepas dari ulos. Oleh sebab itu, marilah kita puak batak yang ada si Sumatera Utara ini agar tetap menjaga dan melestarikan ulos ini, karena ulos adalah salah satu ciri khas suku batak.
Parade Hari Ulos Nasional ini juga menampilkan ulos sepanjang 500 meter. Walaupun sempat diguyur hujan,acara tetap berjalan dengan meriah dan sesuai dengan yang telah direncanakan. (SR05/Red)