Pada seminar Kali ini Prodi Pendidikan bahasa Dan sastra Indonesia mengangkat tema "Pengembangan pembelajaran Bahasa, budaya Dan sastra pada era revolusi industri 4.0"
Hadir pada kesempatan kali ini, prodi Pendidikan bahasa Dan sastra Indonesia dan mendatangkan langgsung tiga pemateri yang hebat dikalangannya yakni : Guru besar Universitas sebelas maret (UNS) Surakarta Prof. Dr. Sarwiji Surwandi, M. Pd; praktisi NLP & Hypnotherapy Nur Hadi Nainggolan, S. Psi serta sastrawan dan peraih berbagai penghargaan satra tingkat nasional Benny Arnas.
Dekan FKIP Dian Syafitri S.S, M.Hum menyambut baik seminar nasional kali ini, terlihat Dari wajahnya saat beliau menyampaikan kata sambutan disertakan pantun.
Menurutnya Pengembangan pembelajaran Bahasa, budaya Dan sastra itu sendiri sangat penting bagi kalangan milenial ini yang akan menuju Era Revolusi industri 4.0 itu sendiri.
Dalam kesempatan ini Prof.Dr. Sarwiji Surwandi M. Pd selaku Guru Besar Universitas Sebelas Maret mengatakan “Saya sangat bertrima kasih atas undangannya yang sudah diberikan kepada saya,kiranya Tuhan Selalu melindungi dan menyertai kita sekalian” ungkapnya
Foto: Dekan FKIP, Dian Syahfitri S.S, M.Hum (Kiri), Wakil Dekan I, Dr. Petrus Purwanto M.Pd (Kanan) Memberikan Penghargaan kepada Benny Arnas (Tengah) |
Dalam pidato yang di sampaikan Prof.Dr Sarwiji Surwandi M. Pd mengungkapkan “Generasi milenial ini harus mengutamakan dua cara atau dia metode dal menghadapi era revolusi industri 4.0 yaitu kreativitas Danpetitif. Dalam kreativitas kemampuan untuk menciptakan inovasi Dan kompetitif harus mampu bersaing di era revolusi industri 4.0" tambahnya
Setelah Prof.Dr Sarwiji Surwandi M. Pd memberikan pidatonya,Pemateri Nur Hadi Nainggolan juga menyampaikan bahwa sebagai calon pendidik Dan dosen harus memiliki inovasi yang baik Dan dikembangkan.
" Kita sebagai calon pendidik harus bisa masuk ke bawah sadar pikiran siswa" ungkapnya
Beliau juga menegaskan bahwa tidak ada kurikurum yang bagus tanpa guru yang professional.
Dalam konteks pembicaraan oleh Benny Arnas menegaskan dengan sangat cemas pengaruh revolusi 4.0 yang akan berdampak bahwa Generasi milenial ini sudah malas membaca buku atau cerpen. "Karena sekarang sudah ada e-books Generasi sudah dinobatkan sebagai Internet day's. Tidak ada tanpa internet, semua sudah melalui internet. Semua sudah instan didapatkan, minat membaca diperpustakaan menurut drastis" ujarnya dengan rasa kecewa
Menurutnya Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai bahasa, budaya dan sastra. Benny Arnas sebagai sastrawan juga menegaskan kepada Generasi milenial
"Kunci untuk melestarikan budaya ialah membaca dan menulis" ujarnya dengan penuh harapan. (Fit/Ros)