Aksi Topeng, Bupati dan Wakil Bupati Paluta Diminta Tinjau Proyek Pembangunan Jalan Berbiaya 490 Juta Berlumpur -->
Cari Berita

Advertisement

Aksi Topeng, Bupati dan Wakil Bupati Paluta Diminta Tinjau Proyek Pembangunan Jalan Berbiaya 490 Juta Berlumpur

14 Februari 2020

StatusRAKYAT.com, Paluta - Bupati Paluta dan wakil Bupati Paluta,diminta meninjau sejumlah titik proyek di daerah Padang Lawas Utara (Paluta) yang dikerjakan pada tahun anggaran 2019.Khususnya Proyek pembangunan jalan yang rusak di Kecamatan Halongonan Timur.

Untuk mencek langsung Kondisi Pekerjaan proyek pembangunan jalan jurusan Poken Minggu,desa Mompang 1 (satu) Gunung Intan,Berlumpur dan licin. Akibatnya disaat musim hujan jalan tersebut sulit dilalui masyarakat untuk beraktivitas.

Bahkan proyek pembangunan jalan tersebut menjadi perbincangan warga,Pasalnya baru beberapa bulan selesai dikerjakan sudah rusak dan kondisinya pun terlihat carut marut.Data yang dihimpun Status Rakyat.Com,proyek tersebut dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Padang Lawas Utara,bekerjasama dengan CV. Kenanga Karya dengan nilai kontrak Rp 494.360.000 juta sumber dana DID  tanggal kontrak,27/08/2019.

Aksi topeng ini lakukan agar Bupati dan Wakil Bupati dapat menyerap secara langsung keluhkan warga setempat karena bangunan jalan itu tidak bisa dinikmati sesuai yang diharapkan.Sekaligus mengevaluasi terhadap hasil pekerjaan proyek yang sudah dikerjakan.

Bagaimana mewujudkan Tujuan utama pemekaran Kabupaten Padang Lawas Utara,  jika pembangunan infrastruktur masih masif dan Asal jadi tanpa mementingkan mutu dan kualitas bangunan,sebut Sahminan Harahap selaku ketua pengurus cabang Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK) Paluta,jumat(14/2/2020).

"Dengan menghabiskan anggaran 400 juta lebih  hasilnya cuma lumpur.Bagaimana Paluta ini mau maju,cerdas dan beradat jika kebutuhan utama masyarakatnya tidak diperhatikan dengan serius,"Ucap Sahminan

Selanjutnya dari pengakuan warga mereka sangat kecewa dengan hasil  bagunan jalan tersebut,sebab kondisinya cepat rusak dan berlumpur. Padahal muatan sawit yang dilangsir dari sini
tidak lebih dari 3 (tiga) ton saja,Ucap Toni

Dia menilai Bangunannya sia-sia karena tak dapat dinikmati warga,apalagi saat musim hujan kondisi jalan berubah menjadi berlumpur dan becek sehingga sulit dilalui kendaran roda dua dan roda empat.

"Jujur Kami sangat kecewa karena hasilnya tidak sesuai permintaan masyarakat,tapi kalau memang bengini aturan bangunannya dari pemerintah mau
gimana lagi Pasrah ajalah"Ucapnya dengan nada kesal.  (Kudieng/Red)