StatusRAKYAT.com , KEDIRI - Tidak banyak orang yang berkesempatan mengabdikan diri bagi negara dalam berbagai bidang sekaligus. Namun, hal itu berhasil dilakukan oleh sosok Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. DR. Moestopo. Untuk itu, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.M., M.Si. pun melakukan napak tilas ke Kediri, Jawa Timur.
Hal itu dilakukan sebab Moestopo adalah seorang legenda kelahiran
Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, 13 Juni 1913 yang berhasil membuktikan
pengabdiannya di tiga bidang sekaligus, yakni militer, kedokteran, dan
pendidikan.
Sebagai seorang dokter gigi, putra keenam dari delapan bersaudara dari
Raden Koesoemowinoto ini pernah ditunjuk menjadi asisten direktur STOVIT di
masa sebelum kemerdekaan dan Kepala Bagian Bedah Rahang di Rumah Sakit Angkatan
Darat di Jakarta saat masa perang usai.
Sementara di bidang militer karir Moestopo juga terhitung mentereng.
Setelah lulus pelatihan militer Pembela Tanah Air (PETA), Moestopo langsung
ditunjuk sebagai komandan di Sidoarjo dan setelahnya ditunjuk sebagai komandan
pasukan pribumi di Gresik dan Surabaya. Ini adalah promosi jabatan yang
prestisius. Sebab tak banyak orang Indonesia yang menerima promosi jabatan ini,
hanya lima orang saja, dan Moestopo adalah salah satunya.
Moestopo tercatat juga sempat menjabat sebagai komandan Badan Keamanan
Rakyat (BKR) Jawa Timur. Bahan, Moestopo juga mendapuk dirinya sendiri sebagai
Menteri Pertahanan RI ad interim sekaligus pemimpin revolusi di Jawa Timur.
Sementara selama Perang Kemerdekaan (1946-1949), Moestopo membuat gebrakan
dengan membentuk Pasukan Terate (Tentara Rahasia Tertinggi) yang diambil dari
lingkungan dunia hitam seperti kaum pencoleng, perampok dan pekerja seks
komersial.
Sedangkan di bidang pendidikan, Moestopo menggagas berdirinya Dr. Moestopo
Dental College pada 1958 yang kemudian berkembang menjadi perguruan tinggi yang
diberi nama Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pada 1961. Saat ini,
Universitas Moestopo telah menjelma menjadi salah satu universitas swasta
bergengsi di Indonesia dengan Akreditasi A di hampir semua fakultasnya.
Di luar ketiga bidang tadi, Moestopo juga sempat mencicipi karir sebagai
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan mendirikan lembaga
Pusat Perdamaian Dunia Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Kita harus mengenang betul perjuangannya Pak Moestopo. Jangan sampai
dilupakan," cetus Prof. Paiman di Kediri, Sabtu (18/6/2022).
Ketika menghembuskan napas terakhir pada 29 September 1986, Moestopo
tercatat memiliki 18 gelar. Hal ini membuatnya bisa dibilang sebagai tentara
dengan gelar terbanyak di Indonesia. Karena itulah, untuk menghargai setiap
jasanya, pada tanggal 9 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Moestopo yang didasarkan pada
Keputusan Presiden No. 66/2007 TK.
Prof. Paiman datang secara khusus ke Surabaya dan Kediri untuk melakukan
napak tilas tempat kelahiran Moestopo dan berziarah ke makan keluarga Moestopo.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Paiman juga akan menghadiri acara 'Moestopo
Bersholawat' yang digelar keluarga besar Moestopo, Pemerintah Kediri dan Kodim
0809 Kediri bersama dengan ribuan masyarakat demi mengenang jasa-jasa Moestopo.
"Ini juga menjadi sebuah ajang silaturahmi Keluarga Moestopo dengan
Pemerintah Daerah dan Dandim di Kediri, dan juga dengan masyarakat. Artinya
mengenang perjuangan Pak Moestopo itu tidak saja sebagai Pahlawan Nasional,
pejuang kemerdekaan, Pak Moestopo juga Tokoh Pendidikan yang telah mendirikan
Universitas Moestopo, Fakultas Komunikasi di Unpad (Universitas
Padjajaran)," jelas Prof. Paiman.
Adapun yang hadir dalam kegiatan ini antara keluarga besar almarhum Mayjen
TNI (Purn) Prof. Dr. Moestopo, Kepala Staf Kodim 0809 Kediri Mayor Arhanud Dian
Kristianto, S A.p, perwakilan Pemkab Kediri, jajaran pengurus Yayasan
Universitas Prof. Dr. Moestopo, jajaran rektorat Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama) serta sejumlah tokoh agama seperti Kyai Ahmad Najmudin, Habib Ali
Bin Hasan Baharun, Kyai M Nasih Basthomi dan sekitar 5000an peserta.
Sebelumnya, kegiatan Haul dalam rangka memperingati hari lahir Prof. Dr.
Moestopo yang ke-109 tahun juga sudah dilakukan di Masjid Al-Bani Moestopo,
Jakarta, beberapa waktu lalu. Pada kegiatan tersebut hadir Ketua Yayasan UPDM
Dr. RM. H. Hermanto, JM, SKG, drg, MM
beserta jajarannya; Ketua Pengurus Yayasan UPDM Drs. Hartono Laras, M.Si
beserta jajarannya; Ketua Pengawas Yayasan UPDM Dr. Sumarhadi, MM; Wakil Rektor
III Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M; Kepala LPPM Dr. Taufiqurokhman, M.Si; Dekan
FKG Prof. Dr. drg. Burhanuddin Daeng Pasiga, M.Kes.; Plt. Dekan Fikom H. M.
Saefullah, S.Sos., M.Si.; Direktur PPs. Prof. Dr. Budiharjo, M.Si; Wakil Dekan
I FEB Dr. Hendi Prihanto, S.E., M.Ak; serta para dosen dan karyawan UPDM (B). ***