DPC Pemuda Barisan Karo Kota Medan Melaksanakan Acara Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo -->
Cari Berita

Advertisement

DPC Pemuda Barisan Karo Kota Medan Melaksanakan Acara Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo

11 Desember 2022


StatusRAKYAT.com , Medan - Pemuda Barisan Karo memprakarsai Pendidikan Budaya & Pelatihan Adat Karo yang digelar di Taman Budaya Jl Perintis Kemerdekaan No 33,yang di prakarsa oleh Ketua DPC Pemuda Barisan Karo Kota Medan Daniel Kaban berlangsung Sukses.

Acara peradapan pendidikan budaya dan pelatihan budaya karo ini di selengarakan di Aula Taman Budaya Sumatra Utara.

Acara Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo ini berjalan sesuai dengan semestinya.

Ketua DPC PBK Kota Medan yang di Pimpin langgsung oleh Daniel Kaban dan juga sekaligus Ketua Pelaksana Acara Pendidikan Budaya dan Pelatihan Budaya Karo sangat bersemangat akan acara ini,dikarnakan kebanyakan di suku karo khususnya Generasi Muda yang sudah tidak tahu akan tentang bagaimana silsilah suku karo.

"Kami DPC PBK Kota Medan sangat ingin memberi pengetahuan kepada Generasi Muda bagaimana budaya karo semestinya. Karna kebanyakan Generasi Muda Karo sudah mulai tidak tahu bagaimana budaya karo tersebut, dan acara ini memang kami lakukan supaya seluruh Generasi Muda khususnya Generasi Muda Karo agar jangan pernah melupakan Adat dan Budaya Karo" ungkap Daniel Kaban.

Memang di era jaman teknologi canggih dan perkembangan zaman makin maju ini kebanyakan orang sudah tidak mau tahu bagaimana adat budaya suku karo

Daniel Kaban juga menambahkan "Kami merasa terpanggil dan ingin kembali memperkenalkan bagaimana budaya karo,seni suku karo,cara ertutur suku karo,memperkenalkan tulisan aksara karo dan makanan khas adat karo. Itu smua kita lakukan supaya Generasi muda karo tahu apa saja budaya yang ada di sukunya dan harus di jaga supaya tidak luntur sampai anak cucu. Jangan orang diluar karo yang tahu lebih akan suku karo, kita mesti menjaga budaya dari leluhur kita. Adi la kita ise nari (kalau bukan kita siapa lagi)." tambah Ketua DPC PBK Kota Medan.

Salah satu tokoh budaya karo Chana Sitepu juga orang yang ikut mempopulerkan lagu  Didong Langkat ikut menjadi salah satu moderator pada acara Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo.

Chana Sitepu juga menyampaikan "Untuk acara yang dipalaksanakan PBK ini cukup baik dan kita juga perlu untuk melestarikan budaya dan tradisi etnik suku karo. Dan untuk kedepan nya saya minta untuk pemuda pemudi khususnya masyrakat karo bangkitlah dan lestarikan lah budaya dan ciri khas bangsa mu sendiri" ungkap Chana Sitepu.

"Untuk kedepannya, saya  mengiginkan dan saya berharap agar supaya peradatan-peradatan dan tata cara peradatan diadat karo agar dapat dibukukan dengan cara memanggil seluruh penetua adat yang ada di suku karo, dan mari kita cetuskan atau kita buat untuk tata cara peradatan tersebut supaya tidak hilang"

Chana Sitepu juga sempat kecewa akan penerus Generasi Muda Karo yang hampir rata lupa akan cara peradatan suku karo dan Chana Sitepu juga berharap "Saya selaku salah satu pencinta budayawan dan saya juga salah satu seniman tradisi karo merasa kecewa karena kurang minatnya anak-anak muda zaman sekarang untuk mengali budaya karo itu sendiri. Jadi saya berharap untuk Generasi Muda kedepannya untuk mencintai budaya karo itu dengan seni,musik dan dengan lagu-lagu karo" tambah Chana Sitepu.

Chana Sitepu selaku salah satu moderator dalam pembukaan pegelaran Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo menyampaikan bahan/topik tentang kegiatan tersebut dengan peraturang-peraturan dan tentang makna ertutur dan tradisi supaya dapat digunakan dan dijalankan kaum melineal dan Generasi Muda Karo khususnya.

Prof. Hj. Efendi Barus, MA, Phd selaku salah satu Tokoh Akdademis ikut menjadi salah satu Narasumber ikut ambil bagian untuk menyampaikan poin-poin atau makna-makna dari budaya karo.

"Saya sangat mendukung akan acara yang dilakukan oleh PBK (Pemuda Barisan Karo) tentang Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo sangat bagus sekali, yang mana sub topiknya ini adalah berkaitan olah raga karo ataupun budaya dan termasuk ertutur. Jadi ini sangat bagus sekali untuk dilaksanakan, dan saya berharap kiranya nanti Pemuda Barisan Karo ini bisa sebagai Pelopor kedepannya supaya bagaimana nanti kedepannya mensosialisakan,melestarikan budaya-budaya karo ini" ungkapnya.

"Sebab ini hampir dapat dikatakan sudah hampir punah dan hampir terlupakan oleh generasi-generasi muda dan bahkan generasi tua pun yang sudah lama mulai melupakan. Maka dari pelaksanaan ini saya kira cukup bagus sekali untuk tetap dapat dilaksanakan maka saya sebagai penasehat ataupun pembina di Pemuda Barisan Karo ini selalu siap mendukung apapun kegiatan itu akan menjadi bagian dari pemikiran saya"cetus Prof. Efendi Barus

Salah satu Chef ataupun Ketua DPD AHLI (Asosiasi Hospitality Leader Indonesia) Sumatra Utara Melky Meldi Roy Wa'as ikut hadir dan menjadi salah satu narasumber dan ikut mendukung penuh akan Acara Pendidikan Budaya dan Pelatihan Adat Budaya Karo dan siap memperkenalkan makanan kuliner di luar masyarakat karo.

"Saya ingin memperkenalkan masakan karo di tingkat Nasional seperti halnya masakan Tasak Telu. Yang kita tahu Tasak Telu ini bahan baku aslinya tidak bisa kita konsumsi atau tidak semua orang bisa konsumsi. Bagaimana caranya agar makanan tradisional kita bisa dikonsumsi oleh semua orang dan bisa keluar dari sumatra utara ini, Seperti dipadang,di jakarta,dibali dan dijawa. Seperti makanan-makanan diluar sana masuk kesini seperti halnya bebek betutu, tempe bendoan,sei sapi apakah kita tidak kepengen makan keluber kita dikenal sama orang luar sana" ungkap Chef

"Dan saya berharap makanan khas karo bisa go to internasional dan jangan hanya di kenal di daerah regional kita saja dan rubah paradikma pemikiran masyarakat selama ini, dikarnakan kebanyakan pemikiran orang selama ini masakan orang karo itu tidak halal. Ayo kita ubah paradikma pemikiran orang tersebut dengan cara kita supaya mereka tidak berpikiran lain dengan suku dan budaya kita. Jadi ayo kita sama-sama memajukan budaya kita dan jangan sampai kita gagal dalam adat dan budaya kita dan jangan luntur ke anak-anak kita nantinya"tutup Chef Melky Meldi Roy Wa'as.

Dari lima pemakalah yaitu Kaprodi Fakultas FIB Sastra Batak USU Jeckmen Sinulingga, Dato' Adil Haberham Sembiring Pelawi, Prof Effendi Barus, Melky Waas, Channa Sitepu melahirkan beberapa poin resume bernas.

1. Ruang lingkup sosial masyarakat Karo, tidak hanya didaerah pegunungan saja, tetapi juga sampai ke pesisir/ pantai. Tanah Karo tidak hanya kabupaten Karo, tetapi juga meliputi, Aceh tenggara, Deli dan Serdang, Langkat, Binjai, Simalungun dan Kota Medan. Memiliki bahasa dan budaya khas yang berbeda dengan etnis lain yang bertetangga langsung dengan Karo.

2. Berdasarkan asal usul nama Karo, secara historis dapat dikaitkan dgn sebuah nama kerajaan Haru/ Aru. Secara tradisi lisan nama Karo diambil dari panglima perang India Selatan, ini juga diperkuat secara data arkeologis bahwa Karo selalu dikaitkan dengan kehadiran pedagang dari India Selatan. Karenanya eksistensi Karo sudah ada sejak masa pra kesultanan, masa kolonial dan pasca kolonial.

3. Etnis Karo terbentuk sendiri, dengan ruang lingkup sosial budaya sendiri, terbentuk oleh kesepemahaman masyarakatnya, akan tindakan tindakan adat istiadat serta sistem kekerabatan identitas masyarakatnya, secara wilayah maupun kekerabatan. Identitas suku Karo meliputi Merga dimana setiap orang Karo masuk dalam Merga Silima. Bahasa Karo, memiliki khas, perkembangan dan pertumbuhan tersendiri yang berbeda dgn bahasa etnis sekitarnya. Kesenian Karo dengan segala alat musik dan juga ornamen pakaiannya yg berciri khas dan berkarakter khas, begitu juga tarian dan nyanyiannya. 

4. Suku Karo merupakan masyarakat yang sudah melalui berbagai “gelombang” budaya, hingga kolonialisme. Sedari dulu masyarakat Karo dihadapkan dengan pilihan “primordial” mengutamakan kelompoknya sendiri, namun tidak tergoda. Ini terlihat sejak masyarakat Karo dataran rendah menganut islam, kekerabatan dengan Karo dataran tinggi tetap berjalan dengan baik, hingga masa kolonial.

5. Sistem budaya kekerabatan Karo justru sangat menerima kebinekaan. Budaya ertutur, sangkep nggeluh dan runggu adalah budaya membangun jaringan atau koneksitas. Dan tujuan semua itu adalah untuk harmonitas atau dalam bahasa Karo disebut dengan berbagai kosa kata erlayas, erturih, erorat, erlikas, erluhu, yang maksudnya semua mengarah kepada harmonisasi dalam berbagai hal. Oleh karenanya kebhinekaan sudah sejak dahulu kala dipraktekkan oleh masyarakat Karo.

Dipenghujung acara,secara simbolis Ketua Umum DPP Pemuda Barisan Karo Indonesia Jesaya Tarigan berikut dengan Ketua DPD Sumut Daulat Sitepu dan Ketua DPC Kota Medan Daniel Kaban menyerahkan Sertifikat kepada seluruh moderator/narasumber yang sudah memberikan pembelajaran tentang budaya karo.


Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum Pemuda Barisan Karo Indonesia Jesaya Tarigan, Ketua DPD Pemuda Barisan Karo Sumut Daulat Sitepu, Ketua Forkala Sumut Dato Adil Haberham Sembiring Pelawi, Kaprodi Fakultas Ilmu Budaya Sastra Batak Universitas Sumatera Utara Jeckmen Sinulingga, Tokoh Akademisi Karo Prof. Efendi Barus, Ketua AHLI DPD Sumatera Utara Melky Waas, serta dari Yayasan Penyanyi & Perkolong kolong Sumatera Utara diwakili Tokoh Budaya Channa Sitepu dan Penyanyi Populer daerah Karo Netty Vera Bangun.(Jona Trg)