Wujudkan Program Petani Sejahtera, Indramayu Siapkan Asuransi Tani di Lahan Rawan Bencana -->
Cari Berita

Advertisement

Wujudkan Program Petani Sejahtera, Indramayu Siapkan Asuransi Tani di Lahan Rawan Bencana

22 September 2025


StatusRAKYAT.com,Indramayu - Musim tanam bagi petani selalu datang bersama dua hal: harapan dan pencahayaan. Harapan akan panen melimpah, namun juga bayang-bayang gagal panen akibat cuaca ekstrem, serangan hama, maupun bencana alam.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Indramayu di bawah kepemimpinan Lucky Hakim dan Syaefudin menghadirkan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebagai wujud nyata komitmen dalam program percepatan Petani Sejahtera.

Pada tahun 2025, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Pemkab Indramayu mengalokasikan Rp460 juta untuk membiayai AUTP dengan mencakup lahan sawah seluas 2.580 hektare. Dengan premi sebesar Rp180 ribu per hektar, petani akan mendapat perlindungan ketika gagal panen menimpa mereka.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan asuransi gagal panen senilai Rp6 juta per hektare. Dana yang bersumber dari Belanja Tak Terduga (BTT) ini diharapkan menjadi bantalan ekonomi agar petani bisa segera bangkit ketika bencana pertanian datang tanpa bisa diprediksi.

“Program ini bukan hanya soal subsidi atau bantuan, tapi soal rasa aman. Ketika petani tahu mereka dilindungi, mereka akan lebih percaya diri dalam mengelola lahannya,” ungkap Kepala DKPP Indramayu, Sugeng Heriyanto, Senin (22/9/2025).

Sugeng transmisi, mekanisme perlindungan melalui BTT adalah strategi untuk mempercepat pemulihan petani.
“Bayangkan jika sawah mereka puso lalu tidak ada ganti rugi. Modal habis, semangat pun ikut hilang. Dengan perlindungan Rp6 juta per hektare ini, setidaknya petani bisa mulai bangkit lagi,” jelasnya.

Dengan lahan seluas 2.580 hektar yang sebagian besar berada di lahan rawan gagal panen, program AUTP 2025 diperkirakan akan melindungi ribuan rumah tangga petani di Indramayu. Langkah ini tidak hanya memberikan kepastian usaha, tetapi juga menjadi sinyal positif bagi berakhirnya sektor pertanian di daerah yang dikenal sebagai lumbung padi nasional.

Bagi petani, asuransi ini ibarat jaring pengaman. Harapan untuk menanam dan memanen kembali tetap terjaga, meskipun badai sesekali datang menghadang. (Janh/Mutadi)